Tunjangan PPPK Paruh Waktu adalah Secercah Nafas di Tengah Gelapnya Sistem yang Membunuh!
Di balik hiruk-pikuk birokrasi yang dingin, lahirlah sebuah janji: tunjangan PPPK paruh waktu. Ia bukan sekadar angka dalam slip gaji, tapi denyut nadi perlawanan bagi para pejuang yang setengah waktunya terkuras, namun semangatnya penuh api.
Bukan cuma soal rupiah yang mendarat, tapi juga pengakuan bahwa keringat mereka bukan ilusi, bukan bayangan yang dilupakan!
Bayangkan seorang PPPK paruh waktu, tubuhnya dibakar oleh tugas, pikirannya digilas oleh deadline, tapi hatinya tetap berapi-api demi pengabdian. Tanpa tunjangan, perjuangan itu serasa gitar tanpa distorsi — brutal tapi hampa.
Inilah alasan kenapa tunjangan hadir, bagaikan hujan di musim kemarau yang merobek keheningan: untuk memberi energi, untuk menyalakan kembali api yang hampir padam.
Tunjangan PPPK paruh waktu bukan sekadar kertas dengan angka. Ia adalah arwah perlawanan, simbol bahwa sistem tidak boleh menelan manusia hanya karena status “paruh waktu”.
Dengan tunjangan, setiap jeritan dan kelelahan berubah jadi kekuatan. Setiap tenaga yang tercurah dibayar dengan rasa hormat. Setiap detik kerja, meski tidak penuh, tetap pantas diakui dengan keras, liar, dan megah!
Maka dari itu, “tunjangan PPPK paruh waktu” adalah lebih dari sekadar istilah. Ia adalah soundtrack kehidupan birokrat pekerja kontrak, dimainkan dengan sukaduka, dan distorsi tanpa ampun.
Ini adalah sebuah pengingat bahwa pengabdian, meski setengah waktu, harus dibalas dengan penuh penghargaan. #Postingan Lainnya